Sabtu, 28 April 2012

Golkar Paling Diminati di Pemilu


Partai Golkar menjadi partai yang paling diminati oleh publik dalam survei yang dilakukan Lembaga Pengkajian Sumber Daya Manusia Indonesia (Lepsudami). 

Partai Golkar menduduki tingkat teratas dengan persentase 18 %, disusul Partai Demokrat 14%, PDIP 13%, PKS 11%, dan Gerindra 10%. 

"Sisanya diisi, PAN 9%, Partai NasDem 8%, PPP 7% dan PKB 6% dan Hanura 4%," kata Kontributor Lepsudami, Irwan Suhanto dalam rilis hasil survei Parpol dan Capres Pilihan Masyarakat, di Jakarta, Jumat (27/4). 

Survei mengenai parpol dilakukan di enam kota besar di pulau Jawa yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Bandung dan Semarang. Jumlah responden yang dilibatkan sebanyak 3.600 orang dengan margin of errorsebesar 3%. 

Irwan mengatakan secara umum Partai Golkar dapat dipastikan menjadi partai terpopuler. Sementara posisi partai lainnya masih sangat mudah berubah-ubah. 

"Apabila analogi bahwa pemilu diadakan pada 2014, yang berarti masih 2 tahun lagi, itu masih dianggap cukup untuk terjadi perubahan signifikan terkait popularitas parpol," kata Irwan. 

Berdasarkan peta ini maka dapat dipastikan hanya Golkar yang berada dalam posisi aman, apabila ada koreksi persentase dalam plus minus yang berada di angka 3%-5%. 

Namun demikian, Golkar harus segera menyelesaikan konflik internal mereka mengenai tokoh yang akan diusung sebagai bakal calon presiden mendatang. Pasalnya ada tiga tokoh Partai Golkar yang memiliki popularitas tinggi di mata publik. 

Jika hal tersebut tidak diselesaikan, bukannya tidak mungkin suara Partai Golkar akan terpecah. 

Sementara itu, berdasarkan hasil survei terhadap 10 ribu responden di enam kota tersebut, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 57%. Sedangkan 43% responden menyatakan tidak akan memberikan hak pilih atau masih pikir-pikir. 

"Dari hasil itu, dapat kita simpulkan jumlah responden yang akan memilih pada pemilu legislatif hanya sebanyak 36%. Sedangkan yang akan memilih di pemilu presiden sebesar 49%," ujar Irwan. 

Menurut Irwan, data tersebut menunjukan bahwa responden lebiih suka memilih pemimpin nasional ketimbang parpol dalam pemilu. 

Tingkat partisipasi pemilih di pemilu 2014 mendatang diprediksi mengalami penurunan lagi. Ini merupakan tren yang terjadi sejak Pemilu 1999, 2004 dan 2009. 

"Kalau saja pemilu diadakan pada April 2012 maka prediksi tingkat partisipasi pemilih hanya berada di angka 57%," ujar Irwan.


Sumber: Media Indonesia | Jumat, 27 April 2012 18:58 WIB

Tidak ada komentar: